Tuchel Lambat Ganti Pemain Saat Lawan Manchester United

Pelatih The Blues yakni Thomas Tuchel, dinilai telat melakoni pergantian pemain ketika melawan Setan Merah. Thomas Tuchel baru menggantikan para pemain pada menit ke-78.

The Blues ditahan Manchester United (1-1) di Stadium Stamford Bridge pada minggu ketiga belas lanjutan Liga Inggris 2021-2022, pada hari Minggu 28 November 2021 malam WIB, Chelsea sangat dominan di dalam pertandingan ini dengan membuat penguasaan si kulit bundar sebesar 65,6% dibanding 34,4 % milik Manchester United.

Akan tetapi, mereka malah harus mengalami kebobolan terlebih dulu lewat gol-nya Jordan Sancho di menit kelima puluh, The Blues akhirnya dapat menyamakan skor dari tendangan pinalti Jorginho di menit keenam puluh, sang wasit menunjuk kearah titik putih sesudah Aaron Wan Bissaka telah melanggar Thiago Silva.

The Blues kemudian terus mengunci pertahanan Manchester United. meski pun demikian, para pemain Thomas Tuchel gagal menciptakan gol kemenangan sampai pertandingan berakhir.

The Blues membuat dua puluh empat sepakan sepanjang sembilan puluh menit dengan 6 mengarah tepat ke target, sementara itu, Manchester United cuma membuat tiga tendangan dengan dua tepat sasaran.

Eks asisten manajer The Blues diera frank Lampard, “Jody Morris pun sangat menyesalkan keputusan Thomas Tuchel yang begitu lambat melakoni pergantian ketika timnya buntu di dalam pertandingan ini,” hal itu membuat dominasi The Blues gagal membuahkan hasil tiga angka.

The Blues baru melakoni pergantian pertama pada menit ketujuh puluh delapan, Thomas Tuchel memainkan Christian Pulisic dan Mason Mount secara bersamaan menggantikan Callum Hudson odoi dan Marcus Alonso.

Pergantian terakhirnya kemudian dilakoni oleh The Blues pada menit kedelapan puluh dua dengan memainkan Romelu Lukaku untuk menggantikan Timo Werner, Romelu Lukaku pun menurut Jody Morris seharus dimainkan lebih cepat. mengingat, Timo Werner bermain sangat buruk dengan tidak membuat satu pun shoot on sasaran dari enam usaha yang dilakoninya.

“Saya cuma merasa bahwa dengan beberapa dominasi yang dimiliki oleh The Blues, mereka tak membuat kesempatan yang sangat bagus. saya merasa Romelu Lukaku ialah tambahan yang begitu sempurna namun dengan mengesampingkan keadaan fisik Romelu Lukaku saat ini. ia mungkin tidak punya waktu banyak dari pelatih yang memberikan kepadanya,” kata Jody morris dilangsir dari Mirror.

“Selalu gampang untuk mengatakan ini sesudah laga. akan tetapi, kami sedikit terkejut sebab Thomas Tuchel tidak melakoni perubahan dari awal pertandingan,” tuturnya.

Hasil seri ini tetap membuat The Blues berada di atas puncak klasemen dengan koleksi tiga puluh angka, sementara itu, Manchester United berada di posisi kedelapan dengan koleksi delapan angka.

Inter Rindu Lukaku, Sebab Telah Dua Kali Gagal Penalti

Inter Milan telah dua kali gagal mengeksekutor pinalti pada musim ini, kalau Romelu Lukaku masih berada di klub, kemungkinan ceritanya akan berbeda lagi.

Inter Milan sudah membuang kans mengalahkan AC Milan akhir pekan lalu ketika memperoleh pinalti pada menit kedua puluh tujuh, Lautaro Martinez yang sebagai eksekusi pinalti gagal membuahkan hasil gol, sesudah si kulit bundar dihalau oleh Ciprian Tatarusnu.

Inter Milan yang unggul duluan dari sebuah pinalti Hakan Calhanoglu pada menit kesebelas mengalami kebobolan gol, sebab Stefan De Vrij membuah gol bunuh diri pada menit ketujuh belas, Inter Milan juga harus merasa puas dengan hasil imbang 1-1 serta kembali mengalami kegagalan untuk mengalahkan AC Milan pada musim ini.

Alhasil, Inter Milan pada saat ini tertahan di urutan ketiga klasemen dengan koleksi dua puluh lima angka dari dua belas pertandingan, hanya selisi tujuh poin dari klub AC Milan dan Napoli berada diatas puncak klasemen sementara.

Bagi Inter Milan ini ialah kali keduanya mereka mengalami kegagalan mengeksekutor pinalti, sesudah yang pertama kali ketika bermain imbang dengan klub Atalanta dengan skor 2-2 di pekan keenam, ketika itu sepakan dari Federico dimarco menghantam tiang gawang.

Dua pinali gagal tersebut berakibat hilangnya empat angka sehingga Inter Milan bisa saja pada saat ini berada di urutan ketiga, dengan selisih hanya tiga angka saja.

Akhirnya sorotan itu mengarah ke Lautaro Martinez yang sejatinya sebagai eksekusi utama Inter Milan pada musim ini, sepeninggalnya Romelu Lukaku, pada hal rekor pinalti sangat cukup bagus, seperti enam berhasil dari delapan peluang pada grup A.

Meski pun dua yang mengalami kegagalan tersebut datang dari lima pinalti terakhirnya, setelah, Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu, terus Ivan Perisic dan Federico Dimarco. pada pertandingan kontra AC Milan, Hakan Calhanoglu telah mengambil eksekutor yang pertama sementara itu Ivan Perisic hanya pilih yang keempat dan Federico Dimarco hanya menjadi pemain cadangan.

Jika sudah begini, Inter boleh saja menjadi bagian merindukan Romelu Lukaku, Romelu Lukaku memang sedang kritis gol juga di klub The Blues pada saat ini, namun catatan pinaltinya begitu bagus ketika berseragam biru hitam.

Pemain yang berasal dari Belgia tersebut sukses mengonversikan kelima belas pinalti yang diperoleh bersama klub Inter Milan disemua ajang.

“Lautaro Martinez penendang pertama, terus Hakan Calhanoglu, dia meminta eksekusi yang pertama kali, jadi berikutnya Lautaro Martinez, mereka sendiri yang menentukan itu, Hakan Calhanoglu memang bermain sangat hebat malam ini.

Hakan Calhanoglu bermain sangat bagus ketika melawan klub Udinese, tak gampang mencadangkan siapa pun, sebab saya memiliki banyak pemain yang hebat,” kata menejer Inter Milan yakni Simone Inzaghi kepada Football Italia.

Hasil Pertandingan Inter Milan Vs AC Milan Skor 1-2

Pada pertandingan tadi malam memang mempertemukan Derby Della Madonina diantaranya Inter Milan melawan AC Milan. Pertandingan dalam lanjutan Serie A itu menjadi yang bagus untuk AC Milan soalnya keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 1-2 di San Siro. Kemenangan itu diperoleh dari Striker tua yang berhasil mencetak dua gol Zlatan Ibrahimovic dan untuk pihak Inter sendiri hanya mengejar ketinggalan dari gol Romelu Lukaku. Memang memperlihatkan pertandingan dengan tensi yang tinggi soalnya kedua tim selalu menjual serangan balik satu sama lainnya. Tapi memang keunggulan AC Milan sangat tangguh untuk bisa dikalahkan oleh Inter Milan pada laga tadi malam.

Babak pertama berjalan memang penyerangan pada menit awal selalu menekan pertahanan Milan lewat skema Inter yang lebih mendominasi jalannya pertandingan. Tapi Milan sendiri tidak tinggal diam yang memaksa untuk lebih fokus dan sabar melakukan penantian untuk bisa melakukan serangan balik dan terbukti pada saat memasuki menit ke-11 mereka mendapatkan hadiah penalti dimana Zlatan Ibrahimovic dijatuhkan oleh Aleksandar Kolarov dan wasit langsung menunjuk titik putih dan tentunya penalti itu diambil cukup akan mengalami kegagalan soalnya sang kiper behasil membaca pergerakan bola namun langsung dimasukkan kembali oleh tendangan Ibrahimovic menjadi 0-1. Tidak sampai disana permainan Milan lebih hidup dan langsung merepotkan pertahanan Inter yang mulai terlihat longgar dan berhasil pada menit ke-29 yang kala itu serangan dari bola kiri menuju atas melakukan umpan deras mengarah ke kakinya dan disambar dengan bagus oleh gol kedua Zlatan Ibrahimovic menjadikan penambahan skor menjadi 0-2 untuk keunggulan sementara. Usaha Inter untuk mengejar hanya berselah beberapa menit dimana gol terjadi dari umpan Ivan Perisic yang berhasil disambut oleh Romelu Lukaku menjadi skor 1-2 dan tidak ada lagi penambahan gol pada babak pertama hingga turun minum.

Masuk babak kedua kedua tim lebih memainkan permainan lebih tidak terbuka soalnya selalu menyerang namun gagal dipertengahan bola tengah. Rapatnya barisan pertahanan yang diterapkan kedua pelatih itu memang sangat memainkan serangan balik yang tentunya para pemain hanya bisa bermain dengan kelepasan bola saat menyerang satu sama lainnya. Pada menit ke 59 dimana hampir saja menyamakan kedudukan dimana gol dari Hakimi itu ternyata mengalami sedikit posisi Offside dan tidak lagi menjadi gol untuk Inter. Kedua tim membuat beberapa pergantian pemain untuk memberikan nafas baru kepada pamain agar bisa bepeluang menciptakan gol kembali sepanjang babak kedua. Namun nampakanya tidak bisa melakukan gol yang memaksa pertandingan babak kedua tidak terjadi gol lagi dan pastinya kemenangan dipegang oleh AC Milan dengan keunggulan 1-2.