Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengganti nama “cacar monyet” menjadi “mpox” pada tahun 2022. Perubahan ini bertujuan untuk mengurangi stigma negatif dan diskriminasi yang sering kali dikaitkan dengan istilah “cacar monyet” atau monkeypox. Berikut adalah beberapa alasan utama di balik penggantian nama ini dan manfaat dari penamaan baru tersebut:
1. Mengurangi Stigma dan Diskriminasi
Nama “cacar monyet” awalnya dipilih karena virus ini pertama kali diidentifikasi pada monyet laboratorium di Denmark pada tahun 1958, meskipun monyet bukan satu-satunya inang alami virus ini. Penelitian menunjukkan bahwa virus Monkeypox sebenarnya lebih umum ditemukan pada hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, di Afrika Barat dan Afrika Tengah. Namun, istilah “cacar monyet” sering kali menimbulkan asumsi yang keliru dan menghubungkan virus ini secara eksklusif dengan monyet, yang menyebabkan stigma sosial dan diskriminasi, terutama terhadap kelompok-kelompok tertentu di beberapa wilayah. Penggantian nama ini menjadi “mpox” diharapkan dapat menghilangkan persepsi yang salah dan mengurangi risiko diskriminasi yang berkaitan dengan istilah tersebut.
2. Menghindari Penyalahgunaan Nama dalam Konteks Rasial dan Regional
Seiring dengan penyebaran penyakit ini ke luar Afrika, WHO mencatat adanya penggunaan istilah “cacar monyet” dengan konotasi yang mengarah pada stereotip rasial dan diskriminasi terhadap orang-orang Afrika atau mereka yang tinggal di wilayah tertentu. Untuk mengatasi masalah ini, WHO memutuskan bahwa nama penyakit harus lebih netral dan tidak menyiratkan asosiasi dengan kelompok tertentu atau hewan tertentu. Nama “mpox” dianggap sebagai pilihan yang netral dan lebih aman digunakan dalam konteks lintas budaya.
3. Pentingnya Bahasa dalam Menangani Penyakit Menular
Pemilihan bahasa yang tepat sangat penting dalam menangani penyakit menular. Istilah atau nama yang menimbulkan ketakutan atau kesalahpahaman bisa menghambat upaya pengendalian penyakit, seperti vaksinasi dan perawatan. Nama “mpox” lebih sederhana, pendek, dan diharapkan memudahkan penyampaian informasi yang lebih efektif kepada masyarakat tentang pencegahan, gejala, serta cara penanganan penyakit. WHO ingin agar masyarakat lebih fokus pada cara pencegahan dan penanganan daripada terjebak dalam ketakutan yang disebabkan oleh nama penyakit.
4. Tindakan Responsif WHO terhadap Masukan Publik
WHO menerima masukan dari berbagai negara, organisasi kesehatan, dan masyarakat untuk melakukan evaluasi terhadap nama-nama penyakit yang berpotensi merugikan. Perubahan dari “cacar monyet” menjadi “mpox” adalah bagian dari upaya responsif WHO untuk menerima masukan publik dan menjaga etika penamaan penyakit. WHO juga telah melakukan tindakan serupa pada penyakit lain, seperti COVID-19, yang dinamai tanpa mengaitkan asal geografis agar tidak menimbulkan prasangka atau diskriminasi terhadap wilayah tertentu.
Apa Itu Mpox?
Mpox, atau Monkeypox virus, adalah penyakit zoonosis, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, yang juga mencakup virus cacar. Penularan mpox dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit, atau benda-benda yang terkontaminasi virus. Gejala mpox mencakup demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam atau lesi kulit yang mirip dengan cacar.