Mimpi yang menyenangkan
Memimpikan yang sangat menyenangkan, dalam Jurnal Sleep pada tahun 2016 ,menyatakan bahwa ketika seseorang mengalami mimpi yang menyenangkan, maka kualitas tidurnya berarti sedang sangat baik sekali.
Berdasarkan hal itu dilakukan sebuah percobaan dimana ada 24 peserta yang menjalani proses selama 5 malam, diantaranya merupakan 12 orang yang mengalami insomnia, dan 12 lagi merupakan orang yang memiliki pola hidup sehat. Para peserta juga diminta untuk mencatat mimpi yang mereka alami di sebuah buku harian, berdasarkan hal tersebut mimpi peserya yang tidur dengan nyenyak cenderung memiliki emosi yang lebih positif, ketimbang orang yang mengalami insomnia dimana mereka mendapatkan konten-konten yang negatif.
Mimpi yang sangat jelas
Mimpi ini ternyata tidak terlalu bagus, dengan anda yang mampu mengingat segala sesuatu bahkan hingga warna juga seluruh indra anda ingat perasaannya, ini berarti otak memiliki aktivitas yang lebih besar saat tidur. Kejadian seperti ini sering terjadi kepada orang yang merasa tidur cukup lama tapi tubuhnya seolah tidak beristirahat.
Mimpi menggunakan bahasa lain.
Dalam hal ini ternyata bisa menjadi hal yang positif jika baru-baru ini anda sedang mempelajari bahasa baru, karna ini kemungkinan menunjukkan progress anda dalam mempelajari bahasa tersebut, tetapi menilai dari kualitas tidurnya maka hal itu ternyata cukup baik, Dimana anda memiliki tidur yang berkualitas dengan susunan yang padat.
Mimpi buruk
Sepertinya hal ini tidak dapat dipastikan, karena Mimpi buruk sesekali merupakan hal yang wajar dan itu merupakan reaksi seseorang terhadap stres yang baru saja ia alami.
Namun jika Mimpi buruk sering muncul, itu memungkinkan anda akan mengalami kualitas tidur yang semakin buruk. Dalam sebuah studi di tahun 2015, para peserta eksperimen yang mengaku mengalami mimpi buruk mengaku memiliki kualitas tidur yang buruk akan semakin memburuk saat dihari selanjutnya hingga mempengaruhi moodnya pada hari tersebut, dan memperburuk insomnianya di keesokan hari.
Tidak Bermimpi
John S. Antrobus, seorang profesor yang menulis pada Huffington Post tahun 2017 ini mengatakan bahwa tidak bermimpi merupakan kualitas mimpi yang terburuk.
Hal ini dinilai karena saat tidur, tubuh kita mengalami fase REM ( Rapid Eye Movement) dimana sebuah mimpi sering kali terjadi pada tahap ini dan jika seseorang tidak bermimpi, berarti seseorang tidak mengalami fase REM. Fase REM sendiri merupakan fase dimana seseorang mendapatkan frekuensi yang tepat untuk tidur, maka dari itu jika seseorang tidak mengalami REM maka itu berkemungkinan seseorang tersebut terbangun dengan frekuensi yang sangat tinggi.