Setelah mendengar kata gamers pasti kita membayangkan seorang maupun sekumpulan remaja dan laki-laki dewasa yang sedang bermain game. Stigma ini sudah tidak valid lagi karena pada zaman sekarang sudah banyak gamers wanita. Game dengan genre apapun dimulai dari FPS (Shooters), Real-time Strategy (RTS), Role-playing (RPG) sampai sandbox sudah banyak dimainkan oleh gamers wanita. Walaupun sudah banyak gamers wanita, para gamers wanita ini masih sering menyembunyikan identitasnya loh.
Salah satu alasan gamers wanita sering menyembunyikan identitas asli mereka karena Sering alami pelecehan secara verbal. Game belum saja mulai ada saja kelakuan gamers pria yang langsung menjudge kalau gamers wanita ini tidak dapat bermain secara kompetitif atau biasa disebut pro. padahal banyak sekali gamers wanita yang berprestasi di pertandingan resmi kelas dunia loh.
Berdasarkan beberapa penelitian seperti Reach3 Insights dan lenovo, dari survei sampel random lebih dari 900 gamer wanita di amerika, jerman dan cina, 59% responden memilih untuk tidak menyebutkan jenis kelamin pada saat bermain game online untuk menghindari masalah yang mungkin timbul. Dan lebih dari 77% responden memiliki pengalaman bermasalah saat bermain karena perihal jenis kelamin mereka (wanita). Baik itu dijudge kemampuannya kurang, dihina pemain lain, sampai dikucilkan dari suatu tim atau komunitas.
Pelecehan gamer wanita di-game online adalah masalah kronis yang sering timbul dan tidak dapat diselesaikan. Walaupun sudah ada pembuktian maupun tren pemain wanita yang berhasil melawan pelecehan pemain laki-laki, tetap saja akhirnya tidak memuaskan dan memberikan rasa aman kepada para pemain wanita ini. Hinaan, bullying dan ancaman tetap dialami oleh para gamers wanita ini. Apalagi di game-game yang membutuhkan jiwa kompetitif yang tinggi seperti Dota2, CSGO, PUBG, Mobile legend, Overwatch dan valorant yang semua game tersebut sangat dikenal dengan Toxic Society.
Terlepas dari stigma pada masyarakat yang bermain game bahwa pria lebih dominan dalam kualitas bermain-nya, sudah banyak pembuktian pemain wanita terlibat dalam industri game, baik itu sebagai player, caster, dll. Salah satu survei juga pernah mengeluarkan data hasil survei bahwa 88% gamers wanita adalah pemain dari game kompetitif, 75% pemain game action survival, 66% adalah player FPS.