Di Indonesia ada jutaan orang yang bekerja dengan orang lain dan makan dari hasil upah pekerjaan. Ada yang menjadi karyawan, ada yang menjadi buruh lepas, pekerja tidak tetap, dan masih banyak jenis pekerjaan lainnya yang membuat kita diupah oleh orang lain.
Mirisnya adalah, banyak sekali orang yang bekerja terutama sebagai karyawan di perusahaan sangat suka mengeluh tentang pekerjaannya. Ada saja hal yang dijadikan masalah seperti pekerjaan yang banyak, lingkungan kerja, gaji tidak sesuai, jam kerja yang terlalu menyiksa, dan lain – lain.
Bahkan keluhan tersebut seringkali diekspresikan melalui status dimedia sosial yang mana terkesan sangat tidak etis dan tidak profesional. Apabila sedang berada di dunia profesional, kontrol lah diri anda.
Jangan Mengeluh Tentang Pekerjaan
Selama kita jadi orang upahan, selama kita dapat bayaran dari orang jangan pernah ngeluhin kerjaan kita. Gak peduli betapa sulit, capek, ngabisin waktu. Mungkin kita ngerasa kurang dibayar, kurang diapresiasi, pokoknya jangan pernah mengeluhkan soal pekerjaan kita.
Karena yang pertama, ada jutaan teman – teman kita yang nganggur di Indonesia dan kita ngeluh adalah hinaan buat mereka. Kedua, gak peduli seberapa buruk kerjaannya, ya itu piring makan kita. Kalau kita ga senang sama makanan di piring itu, antara kita bilang sama yang ngasih makan, atau pindah piring. Karena ngeluhin kerjaan tapi gak ngapa – ngapain itu ibaratnya seperti ngeludahin makanan tetapi tetap di makan.
Mengeluh itu manusiawi. Akan tetapi, milikilah batasan untuk mengeluh. Tidak seharusnya semua yang dilakukan anda keluhkan. Cara yang paling mendasar agar tidak sering mengeluh adalah sering – sering bersyukur. Ada banyak orang yang hidupnya tidak seberuntung kita dan masih dapat tersenyum dan tertawa bahagia.
Disaat kamu masih bisa membaca tulisan inipun berarti kamu punya handphone dan kuota. Dimana banyak orang di Indonesia yang bahkan ponselnya saja belum bisa mengakses internet. Pernahkah kamu menyadari hal tersebut? Masih bisakah kamu mengeluh di saat orang lain yang hidup lebih susah masih dapat bersyukur?