Apa itu stiff person syndrome?

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah suatu penyakit langka yang memengaruhi sistem saraf dan otot, menyebabkan kekakuan otot yang berlebihan dan sering kali disertai dengan kejang. Kondisi ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1956 oleh dokter bernama Frederick Moersch dan Henry Woltman. SPS dapat memengaruhi berbagai kelompok otot di tubuh, tetapi seringkali mempengaruhi otot-otot pinggul, punggung, dan leher.

Penderita Stiff Person Syndrome mengalami kekakuan otot yang lebih parah daripada yang biasa terjadi pada keadaan normal. Keadaan ini dapat berkembang secara perlahan dan secara progresif, atau muncul secara mendadak. Salah satu ciri khas SPS adalah kejang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan seringkali disebabkan oleh rangsangan seperti suara keras atau stres emosional. Penderita juga dapat mengalami kekakuan otot yang persisten, membuat gerakan sehari-hari menjadi sulit dilakukan.

Penyebab pasti dari Stiff Person Syndrome belum sepenuhnya dipahami, namun diperkirakan terkait dengan kelainan pada sistem kekebalan tubuh. Beberapa kasus SPS terkait dengan produksi antibodi tertentu yang menyerang sistem saraf, terutama area yang mengontrol gerakan otot. Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam perkembangan penyakit ini, meskipun lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami secara menyeluruh.

Diagnosis SPS dapat menjadi tantangan karena gejalanya mirip dengan kondisi neurologis lainnya. Dokter dapat memeriksa riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan melakukan uji penunjang seperti tes darah untuk mendeteksi antibodi yang mungkin terlibat. Pemantauan aktivitas listrik otot dengan elektromiografi (EMG) juga dapat membantu dalam mengkonfirmasi diagnosis.

Pengelolaan SPS mencakup penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kejang dan kekakuan otot. Terapi fisik juga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas. Beberapa pasien dengan SPS mungkin memerlukan dukungan psikologis karena dampak emosional dari kekakuan otot dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan mudah.

Meskipun Stiff Person Syndrome merupakan penyakit langka, pemahaman tentang kondisi ini terus berkembang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab yang lebih jelas, metode diagnosis yang lebih efektif, dan pengobatan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang terkena penyakit ini.