Kesalahan Penghematan yang Kerap Terjadi Pada Pemula

Pernah nggak sih kamu pas lagi pengen berhemat tapi nggak sadar justru malah melakukan kesalahan yang berujung keborosan kayak pengalaman banyak orang dibawah ini nih?

Udah ngerasa jadi orang paling hemat sedunia? Kalau hematnya begini sih sama aja bohong!

  1. Mikirnya “Mumpung Promo”
    Dulu mindu mikirnya begini emang, tapi setelah mindu pelajari lagi ternyata pemikiran yang kayak gini tuh yang justru malah bikin mindu jadi makin boros. Seringkali kalau jalan – jalan kemana pun atau buka marketplace terus liat diskon atau promo buy 2 get 1 free mindu bakal langsung beli kalau suka, alasannya “mumpung promo”. Yang tadinya nggak ada niat mau beli malah jadi beli, padahal nggak butuh, boros kan jadinya kalau begini?
  2. Cari Harga Termurah
    Ini nih yang paling sering terjadi, saat beli sesuatu mindu tuh liat harganya yang murah, kalau agak mahal nggak jadi beli, kamu juga suka gini nggak sih? “Ada harga ada rupa”, pernah dengar kan? Mindu sekarang paham kalau beli sesuatu tuh mending sekalian yang berkualitas walaupun agak mahal daripada murah tapi cepat rusak, nanti beli – beli lagi malah jadi boros kan?
  3. Nggak Mau Merawat dengan Baik
    Mindu juga pernah ngalamin ini dulu, pengen hemat tapi malah jadi nggak merawat sesuatu yang mindu beli. Misalnya hp, karena hemat jadi nggak beli case hp, nggak beli antiguard dan charger juga beli yang KW. Alhasil malah HPnya cepat rusak dan terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam lagi buat service atau beli baru dan lebih mahal jatuhnya kan?

Nah, banyak sekali hal – hal seperti ini yang tidak kita sadari terjadi awalnya. Malah dengan tidak sengaja sesuatu yang kita pikir akan menghemat menjadi boros dan membuat keuangan tidak stabil. Intinya adalah, sebelum membeli barang, perhatikan kualitas dan ketahanan barang tersebut. Nah, setelah membeli barang pastikan kamu menjaga barang tersebut dengan baik agar tidak menghabiskan uang lagi ketika rusak dan harus memperbaiki atau mengganti dengan yang baru.

Perbedaan Tidak Bisa dan Tidak Mau

Ada peluang yang bagus, bilangnya “Aduh, kayaknya nggak bisa deh”.

Pengen capai impian, tapi udah mikir duluan “Nggak akan bisa ini mah, aku nggak akan mampu”.

Padahal belum juga dicoba, itu sih bukan nggak bisa tapi nggak mau aja. Beda kan?

Kalau kamu masih suka mikir kayak gitu, yuk coba ubah mindsetnya pelan-pelan. Coba baca postingan di atas deh, semoga kisah Warren Buffett ini bisa membuka pikiran kita semua.

Seringkali dalam melakukan sesuatu atau saat diberi kepercayaan oleh orang lain. Kita menolak dengan mengatakan “Wah, aku nggak bisa” dengan berbagai alasan. Hey sadarlah!

Memangnya kamu kira orang dari bayi udah langsung bisa jago main saham kayak Warren Buffett gitu? Warren Buffett aja dari zaman masih kecil sampai remaja sudah harus melakukan banyak kerjaan sampingan loh, nggak cuma sekolah aja.

Mulai dari jualan permen karet, coca-cola, hingga koran. Penghasilannya dikumpulin dan akhirnya digunakan untuk beli peternakan di usia 15 tahun. Dari kecil Buffett sudah kenal investasi saham karena ayahnya kerja di kantor saham.

Umur 11 tahun dia mulai investasi saham pertama kali tapi tidak berjalan mulus. Buffett mengalami kerugian karena harga sahamnya turun, akhirnya dijual deh. Eh, pas dijual malah naik berkali lipat.

Dari kejadian tersebut Buffett belajar untuk tidak tergesa – gesa saat mengambil keputusan dan sabar dalam berinvestasi. Ia pun belajar dari sebuah buku berjudul The Intelligent Investor (1949), karya Benjamin Graham. Buffett benar – benar mengidolakan Benjamin Graham.

Sampai akhirnya Buffett rela bekerja untuk Graham tanpa dibayar sama sekali. Tahun 1954 hingga 1956, Buffett bekerja sebagai security analyst di perusahaan milik Graham, Graham-Newman Corp. Nah, dari sinilah Buffett banyak belajar mengenal teknik – teknik investasi yang menjadi dasar dalam berbisnis dan akhirnya punya perusahaan sendiri.

Apa yang bisa kita petik dari kisah Warren Buffett ini?

Semua orang itu bisa, asalkan :

  • Mau berusaha melakukannya
  • Tidak malas belajar
  • Pantang menyerah mesti gagal
  • Pintar menyerap ilmu dan menikmati proses

Walaupun saat ini kamu belum sehebat Warren Buffett atau orang lain yang kamu idolakan, tapi tidak ada salahnya kok untuk mulai melakukan apa yang ingin kamu lakukan. Wajar kalau salah dan gagal di awal, yang penting terus jalanin prosesnya sampai berhasil dan belajar dari kegagalanmu.